Assalamualaikum,
Brother n Sista yang dirahmati Allah.. ngobrol yuk tentang mengahafal
al-qur’an. Hmm.. sepertinya pembahasan tentang menghafal al-Qur’an selalu
menarik ya. Terbukti banyak sekali buku-buku yang membahas tentang keajaiban
menghafal al-Qur’an, atau tips n trik menghafal al-Qur’an. Saya yakin, setiap
orang mempunyai trik sendiri-sendiri bagaimana cara mudah menghafal
al-Qur’an. Cara saya menghafal al-Qur’an tentu beda dengan cara antum menghafal
al-Qur’an. Iya kan? Oke, dalam tulisan ini, saya mencoba menshare bagaimana
cara saya menghafal al-Qur’an.
PENTINGNYA
MEMPELAJARI BAHASA ARAB
Dalam
menghafal al-Qur’an ini, yang pertama kali saya rasakan menjadi sesuatu yang
sangat mendukung dalam menghafal al-Qur’an adalah kemampuan berbahasa Arab. Ya,
mempunyai ilmu bahasa Arab dan mempunyai kemampuan dalam menggunakannya adalah
kunci yang pas dalam menghafal al-Qur’an. Mengapa kemampuan berbahasa Arab
sangat andil dalam membantu menghafal al-Qur’an? Bukankah banyak sekali cerita
yang mengatakan bahwa ada anak-anak kecil yang berhasil menghafal al-Qur’an
secara keseluruhan padahal mereka tidak bisa bahasa Arab sama sekali? Mengenai
cerita-cerita itu, saya tidak mengingkari kebenarannya. Tetapi saya anggap itu
adalah suatu mukjizat atau keistimewaan yang Allah berikan kepada mereka.
Namun, tentunya dengan cerita-cerita itu, kita tidak bisa mengharapkan untuk
mendapatkan mukjizat seperti mereka. Karena mungkin kita bukan termasuk
orang-orang yang dipilih Allah untuk menerima karamah tersebut, tetapi kita
termasuk orang-orang yang dipilih Allah untuk menggapai kemuliaan dengan
bekerja keras dalam menghafal al-Qur’an.
Kembali
kepada kemampuan berbahasa Arab, mengapa bahasa Arab sangat membantu sekali
dalam menghafal al-Qur’an? Ya, karena bahasa Arab adalah bahasa al-Qur’an.
Dengan mempelajari bahasa Arab, tentunya sangat membantu kita dalam
berinteraksi dengan al-Qur’an. Mungkin kita terlalu awang-awangen ya untuk
mempelajari bahasa Arab? Habis bahasa Arab itu rumit dan sulit. Betul ga Bro,
Sis? Hehe. Saya juga merasakan sulitnya mempelajari bahasa Arab kok. Pengalaman
ngajar bahasa Arab; tapi sulit menjadikan anak bisa bahasa Arab :-) .
Nah, lalu, kira-kira apa ya standar kemampuan berbahasa Arab yang bisa membuat
kita terbantu dalam menghafal Al-Qur’an? Apakah harus bisa ngomong nerocos
pakai bahasa Arab dulu biar mudah menghafal al-Qur’an? Hmm, menurut saya
sepertinya tidak harus seperti itu ya. Jika tujuannya untuk mudah menghafal
al-Quran, sepertinya cukup mempelajari sturktur kalimat dalam bahasa Arab dan
memperbanyak mengenali kosa kata dalam bahasa Arab. Itu saja insya Allah cukup.
Struktur kalimat
dalam bahasa Arab yang saya maksud itu seperti mengenali bagaimana bentuk fi’il
(kata kerja), isim (kata benda) dan hurf (huruf), serta mengetahui cara
penggunaannya. Jika penggunaan ketiga aspek itu sudah dikenali dan
syukur-syukur dikuasai juga, maka insya Allah menghafal al-Qur’an akan lebih
mudah. Nah, untuk itu Bro, Sis, yang saya sayangi, yuk bareng-bareng belajar
bahasa Arab.. :-).
MEMBACA
AL-QUR’AN TERJEMAHAN
Nah,
ini nih, cara kedua yang saya pakai ketika menghafal al-Qur’an. Metode ini saya
dapatkan tatkala saya ikut program tahfidz. Kebetulan di lembaga tahfidz yang saya
ikuti mempunyai program pembagian dua mushaf kepada peserta tahfidz. Ada dua
mushaf yang diberikan secara cuma-cuma kepada perserta tahfidz, yaitu mushaf
kecil utsmani dan mushaf terjemahan dari Depag. Mushaf utsmany kecil yang
dibagikan itu untuk penyeragaman dalam pemakaian model mushaf, supaya yang
dipakai untuk menghafal adalah mushaf itu saja dan tidak ganti-ganti. Yang
kedua adalah mushaf terjemahan. Awalnya saya tidak terlalu paham apa fungsi
mushaf terjemahan tersebut. Yang penting saya diberi mushaf itu sudah cukup
membuat saya senang.
Tatkala
saya mulai menghafal al-Qur’an, yang kebetulan adalah membikin hafalan baru,
artinya saya sama sekali belum hafal dengan surat tersebut, saya mencoba
membuka mushaf terjemahan tersebut. Yang saya lakukan bukan membaca ayat-ayat
al-Qur’an dengan menggunakan mushaf tersebut. Tetapi saya lebih condong membaca
terjemahan ayat-ayat yang akan saya hafalkan.
Perlu
diketahui, biasanya dalam mushaf terjemahan, tiap-tiap pembahasan dalam
al-Qu’an selalu diberi subbab. Misalnya bab ‘Pendustaan orang-orang kafir
terhadap Al-Qur’an’, nah maka ayat-ayat yang ada di bawah subbab tersebut
adalah ayat-ayat yang berkaitan dengan pendustaan orang kafir terhadap
al-Qur’an. Dalam satu subbab ini, saya membaca dan memahami isi subbab tersebut
secara terperinci, sehingga saya bisa mengikuti alur pembahasannya. Ingat, yang
saya baca bukan ayat-ayat yang tertulis dalam bahasa Arab, namun terjemahannya
saja. Setelah saya faham betul isi subbab tersebut, (misalnya dalam satu subbab
ada 11 ayat, maka yang saya baca hanya 11 ayat itu saja), saya baru membaca
ayat-ayat al-Qur’an dengan perlahan-lahan, sambil menerjemahkan perkata
lafadz-lafadz ayat-ayat tersebut dalam hati. Nah, dalam hal ini, ilmu bahasa
Arab akan terpakai. Saya beri contoh: di dalam surat al-Anbiya ayat 26
disebutkan:
وَقَالُوا
اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُون .
Jika kita melihat dalam mushaf terjemahan, maka arti yang kita
dapatkan:
“Dan mereka berkata: "Tuhan
Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak", Maha Suci Allah.
Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan.
[957]. (Dalam pojok
terjemahan tersebut ada catatan kaki: [957].
Ayat ini diturunkan untuk membantah tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik yang
mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu anak Allah).
Yang pertama
saya lakukan adalah memahami betul tulisan dalam tejemahan tersebut. Setelah
saya paham betul, maka saya akan membaca ayat وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ
مُكْرَمُون
. saya baca ayat ini pelan-pelan bahkan perlafadz sambil
membayangkan arti dan maknanya. Seperti: وَقَالُوا : dan mereka berkata, اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ: Allah yang Maha Penyayang mengambil (mempunyai), وَلَدًا
: anak. (maksudnya malaikat itu adalah anak Allah). سُبْحَانَهُ : Maha Suci Dia. بَلْ : bahkan,
عِبَادٌ
: (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba,
مُكْرَمُون
: yang dimuliakan.
Saya membaca ayat tersebut perlahan-lahan sambil membayangkan
artinya, serta membayangkan maknanya (maksud ayatnya). Jika ayat tersebut belum
betul-betul merasuk dalam pikiran dan hati saya, maka akan saya ulang ayat
tersebut berkali-kali, sampai saya bisa membaca ayat tersebut dan langsung
memahami makna ayatnya. Bahkan, mungkin saya juga agak lebay dalam metode ini,
biasanya kalau saya faham betul dengan isi ayatnya, maka saya akan memberi
konotasi ketika membaca ayat-ayat al-Quran. Sehingga dalam membaca al-Qur’an
pun, suara saya agak menggebu-gebu, sesuai dengan isi ayatnya. Hmm, lebay
banget ya.
Nah setelah, saya tuntas membaca ayat-ayat yang akan saya
hafalkan, dengan cara tadi, yaitu, pertama, membaca dan memahami terjemahan
ayat-ayat yang akan kita hafalkan, dan yang kedua, membaca ayat-ayat yang akan
kita hafalkan secara perlahan sambil memahami makna ayat-ayatnya, maka saya
akan memasuki tahap menghafalkan.
Jika diawal saya membaca ayat secara perlahan, maka tatkala sudah
memasuki fase menghafal, saya mencoba membaca ayat-ayat yang akan saya hafalkan
dengan cepat. (Ingat, ini masih dalam tahap membaca dengan membuka mata dan
melihat tulisan). Saya akan membaca cepat ayat-ayat tersebut tanpa meniadakan
pemahaman masing-masing ayatnya. Jadi membaca ayat-ayat dengan cepat sekaligus
membayangkan arti dan maknanya secara cepat. Wah, kalau saya bayangkan, metode
ini membuat pikiran encer dan cerdas ya. Karena melatih berpikir cepat. Nah
jika saya sudah berhasil melampaui tahap ini, maka saya akan membaca ulang dari
awal ayat yang akan saya hafalkan, satu persatu. Yah, saya akan membaca satu
ayat dan langsung saya masukkan ke dalam pikiran saya. Artinya, saya
menghafalkan ayat tersebut dalam satu kali melihat. Dan subhanallah, ternyata
saya benar-benar bisa langsung hafal ayat tersebut hanya dalam satu kali
melihat. Dengan begitu, saya bisa melanjutkan ayat berikutnya. Ayat kedua sudah
berhasil saya hafalkan, maka saya akan mengulang dari ayat yang pertama kali
saya hafalkan lebih dahulu. Artinya saya menyambungnya. Dan alhamdulillah, saya
bisa menggabungkan dua ayat tersebut tanpa melihat mushaf. Setelah itu saya
lanjut ayat ketiga dan begitu seterusnya, sampai ayat terakhir yang sudah saya rencanakan
sebelumnya.
Dengan metode ini, yaitu menghafal dengan membaca mushaf
terjemahan, saya merasakan keajaiban yang luar biasa. Yaitu, saya bisa
menghafalkan satu halaman mushaf dalam setengah jam saja.
Mulai dari
sinilah saya baru mengetahui fungsi mushaf terjemah dalam menghafal al-Qur’an.
Ternyata mushaf terjemah memudahkan kita dalam menghafal al-Quran. Walaupun
mungkin kita belum mendapatkan tafsir surat yang akan kita hafal, maka mushaf
terjemah sedikit banyak membantu pemahaman kita terhadap ayat-ayat yang kita
baca. Selain itu, mengapa mushaf terjemah sangat membantu kita dalam menghafal
al-Qur’an? Karena, dengan membaca terjemahan ayat-ayat al-Qur’an, kita bisa
faham dengan ayat-ayat yang kita baca dan kita hafalkan. Tidak masuk akal sama
sekalikan kalau kita menghafal sesuatu yang tidak kita paham? Yah, kalau kita
analogikan, seperti orang menghafal teks bahasa Prancis yang sama sekali tidak
ia pahami. Tentu sangat sulit sekali. Inilah, mungkin salah satu penyebab
mengapa ada seseorang yang mengeluhkan sulit menghafal al-Qur’an. Tidak lain
dan tidak bukan karena dia tidak faham dengan apa yang sedang ia hafalkan.
SERING MEMBACA & MENDENGARKAN
SURAT YANG AKAN DIHAFAL
Sering mendengarkan surat yang akan dihafal ternyata cukup
membantu dalam menghafal al-Qur’an. Karena dengan sering mendengar surat yang
dihafal, membuat kita terbiasa mendengar lafadz-lafadz atau kata-kata yang ada
di dalam surat tersebut, dan kita pun
menjadi kenal dengan lafadz-lafadznya.
Ini termasuk salah satu dari rangkaian metode yang saya pakai
dalam menghafal Al-Qur’an. Saya selalu membiasakan diri melakukan tilawah satu
surat secara keseluruhan pada surat yang sedang saya hafalkan. Misalnya saya
sedang menghafalkan surat al-Anbiya’yang berisi 112 ayat, maka saya selalu
membaca dari ayat pertama hingga ayat ke 112. Walaupun saya sedang menghafalkan
ayat 5. Itu saya lakukan 2x sehari. Yaitu ba’da maghrib dan ba’da subuh. Mengapa
saya melakukan hal demikian? Yah karena supaya terbiasa dengan lafadz-lafadz
yang ada dalam surat tersebut.
Selain tilawah secara keseluruhan, saya juga memperbanyak
mendengarkan murottal surat yang sedang saya hafalkan tersebut. Jika bukan saya
yang ngaji, maka laptop saya yang ngaji. Begitu prinsip saya. Bahkan, ketika
saya tidur pun, murottal tidak saya matikan. Walaupun sampai satu malam.
Mungkin teman-teman akan bertanya-tanya, mengapa murottal
dibiarkan menyala sedang pendengarnya tidur pulas? Bukankah itu termasuk
perbuatan mubadzir? Kalau saya sendiri, mengapa melakukan hal demikian, karena
konon, walau pun jasmani kita tidur, otak kita tidak tidur. Bahkan lebih baik
dalam bekerja menangkap informasi. Dan pernah juga saya membaca disebuah buku,
lupa saya judul buku itu apa, bahwa jika kita membiasakan diri mendengarkan
murottal ketika tidur, maka beberapa tahun kedepan, kita akan ingat dengan
surat-surat yang kita dengarkan beberapa tahun silam dengan sendirinya.
Pernyataan itu saya yakini kebenarannya. Sehingga tanpa ragu saya mempraktekkan
metode mendengarkan murottal ketika tidur.
Selain itu,
dampak mendengarkan murottal ketika tidur adalah membuat tidur kita lebih
nyenyak dan tenang. Yang mencengangkan juga, jika ketika tidur malam saya
menyetel murottal, maka saya bisa bangun lebih pagi dari semestinya. Dan ketika
saya dalam keadaan setengah sadarpun, yang pertama kali saya tangkap adalah
ayat-ayat al-Qur’an. Setelah saya sadar penuh, secara otomatis saya langsung
mengikuti bacaan ayat-ayat yang ada dalam murottal tersebut. Subhanallah.
Bangun tidur dalam keadaan suasana hati bebas dari kotoran-kotoran dosa.
PILIH QARI’ MUROTTAL
YANG JADI FAVORIT
Ini nih,
yang tak kalah penting. Pilih qari’ murattal yang kita suka. Banyak sekali
qari’ al-Qur’an yang kita kenal. Ada syaikh al-Ghamidi, syaikh Matrud, syaikh
imam as-Syatiry, syaikh Emad al-Minsyari, syaikh Musyari Rasyid al-Fasyi, dan
masih banyak sekali. Masing-masing dari kita pasti mempunyai qari’ idola. Nah,
untuk membantu hafalan, kita bisa memilih qari’ idola kita untuk membantu dalam
menghafal. Mengapa harus memilih satu qari’ yang kita idolakan? Yah, tentunya
gaya baca atau tarannum (lagu, nada) yang dipakai sang qari’ sudah melekat
benar dengan telinga, hati dan pikiran kita. Sehingga dalam menirukan bacaan
sang qari’ idola pun kita tidak kesulitan. Kalau qari’ yang saya suka adalah
syaikh Musyari Rasyid. Tetapi ternyata murottal syaikh Musyari Rasyid itu ada
beberapa versi. Sepertinya versi ke dua milik syaikh Musyari Rasyid yang menjadi
favorit saya.
Pernah saya mendengar/membaca (lupa), bahwa murottal syaikh
Musyari Rasyid menjadi contoh yang baik dalam menghafal Al-Qur’an, karena
bacaannya yang pelan, dan tarannum (nada)nya teratur. Sehingga sangat
bagus dan pas untuk membantu dalam menghafal al-Qur’an.
Inget
sekali saat saya masih tinggal di pospes, para akhawat sangat suka sekali
dengan bacaan syaikh Musyari Rasyid. Hingga mereka pun sering menirukan bacaan
syaikh Musyari. Hampir di setiap tempat dan di setiap waktu, saya selalu
mendengar beberapa akhawat yang dengan asyiknya menirukan bacaan beliau. Seakan-akan
bacaan syaik Musyari itu seperti nyanyian. Subhanallah. Mungkin hal inilah yang
akhirnya membuat saya ikut-ikutkan memfavoritkan murottal syaikh Musyari Rasyid.
GUNAKAN TARANNUM (IRAMA)
KETIKA TILAWAH
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Baguskanlah
Al-Qur’an dengan suaramu, karena suara yang bagus menambah keindahan
Al-Qur’an.” Beliau juga bersabda: “Bukan dari golongan kami orang yang tidak
melagukan Al-Qur’an.”
Menggunakan tarannum atau
irama saat membaca al-Qur’an itu hukumnya mustahab atau disukai. Bahkan ada
satu hadits yang menyebutkan bahwa Allah sangat menyukai hambanya yang membaca
al-Qur’an dengan irama. Tentunya irama yang digunakan adalah irama yang
sewajarnya. Irama yang tidak merubah tajwid dan makhraj hurufnya.
Kita akan bisa menghafal
al-Qur’an jika kita suka dengan al-Qur’an. Tapi kalau kita tidak suka dengan
al-Qur’an, misalnya melihat al-Qur’an bawaannya males melulu, maka dijamin 80%
tidak akan suka menghafal al-Qur’an. Lalu bagaimana supaya kita bisa menyukai
al-Qur’an? Tentu jawaban pertama kali adalah ingat fadhilahnya. Ingat keutamaannya.
Keutamaan membaca al-Qur’an dan menghafal al-Qur’an sangat banyak sekali. Yang kedua,
kita memohon kepada Allah supaya memberi kita kecintaan terhadap al-Qur’an.
Yang ketiga, kita mempelajari al-Qur’an.
Nah untuk yang nomor ketiga,
yaitu supaya kita mencintai al-Qur’an, kita harus mempelajari al-Qur’an
terlebih dahulu. Mempelajari al-Qur’an ialah mempelajari cara membaca al-Qur’an
dan mempelajari tafsir al-Qur’an. Yang saya tekankan dalam hal ini adalah kita
mempelajari bacaan al –Qur’an. Mempelajari cara membaca al-Qur’an dengan benar
itu sangat penting sekali. Selain membuat kita lancar dalam membaca al-Qur’an,
kita juga bisa memperbagus bacaan al-Qur’an kita.
Saya masih ingat ketika awal
belajar tahsin al-Qur’an, tidak disangka membuat saya 100x lebih tertarik kepada
al-Qur’an. Dengan belajar tahsin al-Qur’an, membuat saya bisa membaca al-Qur’an
dengan benar, bahkan membuat irama bacaan saya menjadi lebih teratur. Saya pun
menjadi menikmati bacaan al-Qur’an saya dan betah berlama-lama dalam
bertilawah.
Itulah, betapa pentingnya
menggunakan irama ketika membaca al-Qur’an. Kita bisa menikmati bacaan al-Qur’an
kita karena bagusnya irama kita. Perlu diketahui, biasanya jika kita menikmati
irama tilawah kita, maka orang lain pun akan menikmati bacaan al-Qur’an kita. So,
baguskan seni irama tilawah Anda, dan Anda akan merasakan sensasinya. (??. Hehe).
Mungkin ini dulu yang bisa
saya share tentang kiat menghafal al-Qur’an ala saya sendiri, :-).
Dan boleh sekirannya teman-teman mau ngeshare juga cara menghafal al-Qur’an ala
teman-teman. Karena setiap orang mempunyai metode sendiri-sendiri, dan sulit
untuk diseragamkan.
Ok. To be continued.
SubhanaAlloh..
BalasHapusukh post nya membantu, izin share yya ukh...jazakillah khoiron katsiran
BalasHapusizin share
BalasHapusAssalamualaikum..
BalasHapusUkht boleh ga saya minta rekomendasi link utk bisa mendownlod mp3 syikh misary ?
Solanya disembarang pencarian yg saya temui banyak corupted file downlodnya. Terimakasih :)
Utk buku Qur'an nya ustmany bisa diposting gambarnya ?
BalasHapusAtau link membeli online dimana ?
Saya pernah mendapat nasihat (yang asal/sumbernya) dari seorang Prof.., dosen UGM.., Hafidz dan faham Qur'an, begini katanya :...ketika menghafal/membaca (Qur'an) dlm hati, mulut/bibirnya diam (jangan ikut membaca) dan seolah-olah dimasukan kedalam hati (bukan kedalam fikiran, karena katanya memory dalam hati jauh lebih besar dari pada fikiran) jadi benar2 dibaca oleh hati didalam hati dan masuk ke dalam hati, wallohu alam..
BalasHapusTerima kasih mas Dendi . . .
HapusMasya Allah bermanfaat . . .
BalasHapusSemoga Allah membalas kebaikan Anda
Aamiiiin
akan saya praktekkan...ditunggu berkunjung ke www.sukses-bahagia.com
BalasHapusJazaakumullah ahsanul jazaa
BalasHapus