Jumat, 07 Juni 2013

CARA CERDAS MENGHAFAL AL-QUR’AN



Assalamualaikum, Brother n Sista yang dirahmati Allah.. ngobrol yuk tentang mengahafal al-qur’an. Hmm.. sepertinya pembahasan tentang menghafal al-Qur’an selalu menarik ya. Terbukti banyak sekali buku-buku yang membahas tentang keajaiban menghafal al-Qur’an, atau tips n trik menghafal al-Qur’an. Saya yakin, setiap orang mempunyai trik sendiri-sendiri bagaimana cara mudah menghafal al-Qur’an. Cara saya menghafal al-Qur’an tentu beda dengan cara antum menghafal al-Qur’an. Iya kan? Oke, dalam tulisan ini, saya mencoba menshare bagaimana cara saya menghafal al-Qur’an.
PENTINGNYA MEMPELAJARI BAHASA ARAB
Dalam menghafal al-Qur’an ini, yang pertama kali saya rasakan menjadi sesuatu yang sangat mendukung dalam menghafal al-Qur’an adalah kemampuan berbahasa Arab. Ya, mempunyai ilmu bahasa Arab dan mempunyai kemampuan dalam menggunakannya adalah kunci yang pas dalam menghafal al-Qur’an. Mengapa kemampuan berbahasa Arab sangat andil dalam membantu menghafal al-Qur’an? Bukankah banyak sekali cerita yang mengatakan bahwa ada anak-anak kecil yang berhasil menghafal al-Qur’an secara keseluruhan padahal mereka tidak bisa bahasa Arab sama sekali? Mengenai cerita-cerita itu, saya tidak mengingkari kebenarannya. Tetapi saya anggap itu adalah suatu mukjizat atau keistimewaan yang Allah berikan kepada mereka. Namun, tentunya dengan cerita-cerita itu, kita tidak bisa mengharapkan untuk mendapatkan mukjizat seperti mereka. Karena mungkin kita bukan termasuk orang-orang yang dipilih Allah untuk menerima karamah tersebut, tetapi kita termasuk orang-orang yang dipilih Allah untuk menggapai kemuliaan dengan bekerja keras dalam menghafal al-Qur’an.
Kembali kepada kemampuan berbahasa Arab, mengapa bahasa Arab sangat membantu sekali dalam menghafal al-Qur’an? Ya, karena bahasa Arab adalah bahasa al-Qur’an. Dengan mempelajari bahasa Arab, tentunya sangat membantu kita dalam berinteraksi dengan al-Qur’an. Mungkin kita terlalu awang-awangen ya untuk mempelajari bahasa Arab? Habis bahasa Arab itu rumit dan sulit. Betul ga Bro, Sis? Hehe. Saya juga merasakan sulitnya mempelajari bahasa Arab kok. Pengalaman ngajar bahasa Arab; tapi sulit menjadikan anak bisa bahasa Arab :-) . Nah, lalu, kira-kira apa ya standar kemampuan berbahasa Arab yang bisa membuat kita terbantu dalam menghafal Al-Qur’an? Apakah harus bisa ngomong nerocos pakai bahasa Arab dulu biar mudah menghafal al-Qur’an? Hmm, menurut saya sepertinya tidak harus seperti itu ya. Jika tujuannya untuk mudah menghafal al-Quran, sepertinya cukup mempelajari sturktur kalimat dalam bahasa Arab dan memperbanyak mengenali kosa kata dalam bahasa Arab. Itu saja insya Allah cukup.
Struktur kalimat dalam bahasa Arab yang saya maksud itu seperti mengenali bagaimana bentuk fi’il (kata kerja), isim (kata benda) dan hurf (huruf), serta mengetahui cara penggunaannya. Jika penggunaan ketiga aspek itu sudah dikenali dan syukur-syukur dikuasai juga, maka insya Allah menghafal al-Qur’an akan lebih mudah. Nah, untuk itu Bro, Sis, yang saya sayangi, yuk bareng-bareng belajar bahasa Arab.. :-).
MEMBACA AL-QUR’AN TERJEMAHAN


Nah, ini nih, cara kedua yang saya pakai ketika menghafal al-Qur’an. Metode ini saya dapatkan tatkala saya ikut program tahfidz. Kebetulan di lembaga tahfidz yang saya ikuti mempunyai program pembagian dua mushaf kepada peserta tahfidz. Ada dua mushaf yang diberikan secara cuma-cuma kepada perserta tahfidz, yaitu mushaf kecil utsmani dan mushaf terjemahan dari Depag. Mushaf utsmany kecil yang dibagikan itu untuk penyeragaman dalam pemakaian model mushaf, supaya yang dipakai untuk menghafal adalah mushaf itu saja dan tidak ganti-ganti. Yang kedua adalah mushaf terjemahan. Awalnya saya tidak terlalu paham apa fungsi mushaf terjemahan tersebut. Yang penting saya diberi mushaf itu sudah cukup membuat saya senang.
Tatkala saya mulai menghafal al-Qur’an, yang kebetulan adalah membikin hafalan baru, artinya saya sama sekali belum hafal dengan surat tersebut, saya mencoba membuka mushaf terjemahan tersebut. Yang saya lakukan bukan membaca ayat-ayat al-Qur’an dengan menggunakan mushaf tersebut. Tetapi saya lebih condong membaca terjemahan ayat-ayat yang akan saya hafalkan.
Perlu diketahui, biasanya dalam mushaf terjemahan, tiap-tiap pembahasan dalam al-Qu’an selalu diberi subbab. Misalnya bab ‘Pendustaan orang-orang kafir terhadap Al-Qur’an’, nah maka ayat-ayat yang ada di bawah subbab tersebut adalah ayat-ayat yang berkaitan dengan pendustaan orang kafir terhadap al-Qur’an. Dalam satu subbab ini, saya membaca dan memahami isi subbab tersebut secara terperinci, sehingga saya bisa mengikuti alur pembahasannya. Ingat, yang saya baca bukan ayat-ayat yang tertulis dalam bahasa Arab, namun terjemahannya saja. Setelah saya faham betul isi subbab tersebut, (misalnya dalam satu subbab ada 11 ayat, maka yang saya baca hanya 11 ayat itu saja), saya baru membaca ayat-ayat al-Qur’an dengan perlahan-lahan, sambil menerjemahkan perkata lafadz-lafadz ayat-ayat tersebut dalam hati. Nah, dalam hal ini, ilmu bahasa Arab akan terpakai. Saya beri contoh: di dalam surat al-Anbiya ayat 26 disebutkan:
 وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُون .
Jika kita melihat dalam mushaf terjemahan, maka arti yang kita dapatkan:
“Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak", Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan. [957]. (Dalam pojok terjemahan tersebut ada catatan kaki: [957]. Ayat ini diturunkan untuk membantah tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu anak Allah).
Yang pertama saya lakukan adalah memahami betul tulisan dalam tejemahan tersebut. Setelah saya paham betul, maka saya akan membaca ayat وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُون . saya baca ayat ini pelan-pelan bahkan perlafadz sambil membayangkan arti dan maknanya. Seperti: وَقَالُوا : dan mereka berkata, اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ: Allah yang Maha Penyayang mengambil (mempunyai), وَلَدًا : anak. (maksudnya malaikat itu adalah anak Allah). سُبْحَانَهُ : Maha Suci Dia. بَلْ : bahkan, عِبَادٌ : (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba, مُكْرَمُون : yang dimuliakan.
Saya membaca ayat tersebut perlahan-lahan sambil membayangkan artinya, serta membayangkan maknanya (maksud ayatnya). Jika ayat tersebut belum betul-betul merasuk dalam pikiran dan hati saya, maka akan saya ulang ayat tersebut berkali-kali, sampai saya bisa membaca ayat tersebut dan langsung memahami makna ayatnya. Bahkan, mungkin saya juga agak lebay dalam metode ini, biasanya kalau saya faham betul dengan isi ayatnya, maka saya akan memberi konotasi ketika membaca ayat-ayat al-Quran. Sehingga dalam membaca al-Qur’an pun, suara saya agak menggebu-gebu, sesuai dengan isi ayatnya. Hmm, lebay banget ya.
Nah setelah, saya tuntas membaca ayat-ayat yang akan saya hafalkan, dengan cara tadi, yaitu, pertama, membaca dan memahami terjemahan ayat-ayat yang akan kita hafalkan, dan yang kedua, membaca ayat-ayat yang akan kita hafalkan secara perlahan sambil memahami makna ayat-ayatnya, maka saya akan memasuki tahap menghafalkan.
Jika diawal saya membaca ayat secara perlahan, maka tatkala sudah memasuki fase menghafal, saya mencoba membaca ayat-ayat yang akan saya hafalkan dengan cepat. (Ingat, ini masih dalam tahap membaca dengan membuka mata dan melihat tulisan). Saya akan membaca cepat ayat-ayat tersebut tanpa meniadakan pemahaman masing-masing ayatnya. Jadi membaca ayat-ayat dengan cepat sekaligus membayangkan arti dan maknanya secara cepat. Wah, kalau saya bayangkan, metode ini membuat pikiran encer dan cerdas ya. Karena melatih berpikir cepat. Nah jika saya sudah berhasil melampaui tahap ini, maka saya akan membaca ulang dari awal ayat yang akan saya hafalkan, satu persatu. Yah, saya akan membaca satu ayat dan langsung saya masukkan ke dalam pikiran saya. Artinya, saya menghafalkan ayat tersebut dalam satu kali melihat. Dan subhanallah, ternyata saya benar-benar bisa langsung hafal ayat tersebut hanya dalam satu kali melihat. Dengan begitu, saya bisa melanjutkan ayat berikutnya. Ayat kedua sudah berhasil saya hafalkan, maka saya akan mengulang dari ayat yang pertama kali saya hafalkan lebih dahulu. Artinya saya menyambungnya. Dan alhamdulillah, saya bisa menggabungkan dua ayat tersebut tanpa melihat mushaf. Setelah itu saya lanjut ayat ketiga dan begitu seterusnya, sampai ayat terakhir yang sudah saya rencanakan sebelumnya.
Dengan metode ini, yaitu menghafal dengan membaca mushaf terjemahan, saya merasakan keajaiban yang luar biasa. Yaitu, saya bisa menghafalkan satu halaman mushaf dalam setengah jam saja.
Mulai dari sinilah saya baru mengetahui fungsi mushaf terjemah dalam menghafal al-Qur’an. Ternyata mushaf terjemah memudahkan kita dalam menghafal al-Quran. Walaupun mungkin kita belum mendapatkan tafsir surat yang akan kita hafal, maka mushaf terjemah sedikit banyak membantu pemahaman kita terhadap ayat-ayat yang kita baca. Selain itu, mengapa mushaf terjemah sangat membantu kita dalam menghafal al-Qur’an? Karena, dengan membaca terjemahan ayat-ayat al-Qur’an, kita bisa faham dengan ayat-ayat yang kita baca dan kita hafalkan. Tidak masuk akal sama sekalikan kalau kita menghafal sesuatu yang tidak kita paham? Yah, kalau kita analogikan, seperti orang menghafal teks bahasa Prancis yang sama sekali tidak ia pahami. Tentu sangat sulit sekali. Inilah, mungkin salah satu penyebab mengapa ada seseorang yang mengeluhkan sulit menghafal al-Qur’an. Tidak lain dan tidak bukan karena dia tidak faham dengan apa yang sedang ia hafalkan.
SERING MEMBACA & MENDENGARKAN SURAT YANG AKAN DIHAFAL
Sering mendengarkan surat yang akan dihafal ternyata cukup membantu dalam menghafal al-Qur’an. Karena dengan sering mendengar surat yang dihafal, membuat kita terbiasa mendengar lafadz-lafadz atau kata-kata yang ada di dalam surat tersebut, dan  kita pun menjadi kenal dengan lafadz-lafadznya.
Ini termasuk salah satu dari rangkaian metode yang saya pakai dalam menghafal Al-Qur’an. Saya selalu membiasakan diri melakukan tilawah satu surat secara keseluruhan pada surat yang sedang saya hafalkan. Misalnya saya sedang menghafalkan surat al-Anbiya’yang berisi 112 ayat, maka saya selalu membaca dari ayat pertama hingga ayat ke 112. Walaupun saya sedang menghafalkan ayat 5. Itu saya lakukan 2x sehari. Yaitu ba’da maghrib dan ba’da subuh. Mengapa saya melakukan hal demikian? Yah karena supaya terbiasa dengan lafadz-lafadz yang ada dalam surat tersebut.
Selain tilawah secara keseluruhan, saya juga memperbanyak mendengarkan murottal surat yang sedang saya hafalkan tersebut. Jika bukan saya yang ngaji, maka laptop saya yang ngaji. Begitu prinsip saya. Bahkan, ketika saya tidur pun, murottal tidak saya matikan. Walaupun sampai satu malam.
Mungkin teman-teman akan bertanya-tanya, mengapa murottal dibiarkan menyala sedang pendengarnya tidur pulas? Bukankah itu termasuk perbuatan mubadzir? Kalau saya sendiri, mengapa melakukan hal demikian, karena konon, walau pun jasmani kita tidur, otak kita tidak tidur. Bahkan lebih baik dalam bekerja menangkap informasi. Dan pernah juga saya membaca disebuah buku, lupa saya judul buku itu apa, bahwa jika kita membiasakan diri mendengarkan murottal ketika tidur, maka beberapa tahun kedepan, kita akan ingat dengan surat-surat yang kita dengarkan beberapa tahun silam dengan sendirinya. Pernyataan itu saya yakini kebenarannya. Sehingga tanpa ragu saya mempraktekkan metode mendengarkan murottal ketika tidur.
Selain itu, dampak mendengarkan murottal ketika tidur adalah membuat tidur kita lebih nyenyak dan tenang. Yang mencengangkan juga, jika ketika tidur malam saya menyetel murottal, maka saya bisa bangun lebih pagi dari semestinya. Dan ketika saya dalam keadaan setengah sadarpun, yang pertama kali saya tangkap adalah ayat-ayat al-Qur’an. Setelah saya sadar penuh, secara otomatis saya langsung mengikuti bacaan ayat-ayat yang ada dalam murottal tersebut. Subhanallah. Bangun tidur dalam keadaan suasana hati bebas dari kotoran-kotoran dosa.
PILIH QARI’ MUROTTAL YANG JADI FAVORIT
Ini nih, yang tak kalah penting. Pilih qari’ murattal yang kita suka. Banyak sekali qari’ al-Qur’an yang kita kenal. Ada syaikh al-Ghamidi, syaikh Matrud, syaikh imam as-Syatiry, syaikh Emad al-Minsyari, syaikh Musyari Rasyid al-Fasyi, dan masih banyak sekali. Masing-masing dari kita pasti mempunyai qari’ idola. Nah, untuk membantu hafalan, kita bisa memilih qari’ idola kita untuk membantu dalam menghafal. Mengapa harus memilih satu qari’ yang kita idolakan? Yah, tentunya gaya baca atau tarannum (lagu, nada) yang dipakai sang qari’ sudah melekat benar dengan telinga, hati dan pikiran kita. Sehingga dalam menirukan bacaan sang qari’ idola pun kita tidak kesulitan. Kalau qari’ yang saya suka adalah syaikh Musyari Rasyid. Tetapi ternyata murottal syaikh Musyari Rasyid itu ada beberapa versi. Sepertinya versi ke dua milik syaikh Musyari Rasyid yang menjadi favorit saya.
Pernah saya mendengar/membaca (lupa), bahwa murottal syaikh Musyari Rasyid menjadi contoh yang baik dalam menghafal Al-Qur’an, karena bacaannya yang pelan, dan tarannum (nada)nya teratur. Sehingga sangat bagus dan pas untuk membantu dalam menghafal al-Qur’an.
Inget sekali saat saya masih tinggal di pospes, para akhawat sangat suka sekali dengan bacaan syaikh Musyari Rasyid. Hingga mereka pun sering menirukan bacaan syaikh Musyari. Hampir di setiap tempat dan di setiap waktu, saya selalu mendengar beberapa akhawat yang dengan asyiknya menirukan bacaan beliau. Seakan-akan bacaan syaik Musyari itu seperti nyanyian. Subhanallah. Mungkin hal inilah yang akhirnya membuat saya ikut-ikutkan memfavoritkan murottal syaikh Musyari Rasyid.
GUNAKAN TARANNUM (IRAMA) KETIKA TILAWAH
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Baguskanlah Al-Qur’an dengan suaramu, karena suara yang bagus menambah keindahan Al-Qur’an.” Beliau juga bersabda: “Bukan dari golongan kami orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.”
Menggunakan tarannum atau irama saat membaca al-Qur’an itu hukumnya mustahab atau disukai. Bahkan ada satu hadits yang menyebutkan bahwa Allah sangat menyukai hambanya yang membaca al-Qur’an dengan irama. Tentunya irama yang digunakan adalah irama yang sewajarnya. Irama yang tidak merubah tajwid dan makhraj hurufnya.
Kita akan bisa menghafal al-Qur’an jika kita suka dengan al-Qur’an. Tapi kalau kita tidak suka dengan al-Qur’an, misalnya melihat al-Qur’an bawaannya males melulu, maka dijamin 80% tidak akan suka menghafal al-Qur’an. Lalu bagaimana supaya kita bisa menyukai al-Qur’an? Tentu jawaban pertama kali adalah ingat fadhilahnya. Ingat keutamaannya. Keutamaan membaca al-Qur’an dan menghafal al-Qur’an sangat banyak sekali. Yang kedua, kita memohon kepada Allah supaya memberi kita kecintaan terhadap al-Qur’an. Yang ketiga, kita mempelajari al-Qur’an.
Nah untuk yang nomor ketiga, yaitu supaya kita mencintai al-Qur’an, kita harus mempelajari al-Qur’an terlebih dahulu. Mempelajari al-Qur’an ialah mempelajari cara membaca al-Qur’an dan mempelajari tafsir al-Qur’an. Yang saya tekankan dalam hal ini adalah kita mempelajari bacaan al –Qur’an. Mempelajari cara membaca al-Qur’an dengan benar itu sangat penting sekali. Selain membuat kita lancar dalam membaca al-Qur’an, kita juga bisa memperbagus bacaan al-Qur’an kita.
Saya masih ingat ketika awal belajar tahsin al-Qur’an, tidak disangka membuat saya 100x lebih tertarik kepada al-Qur’an. Dengan belajar tahsin al-Qur’an, membuat saya bisa membaca al-Qur’an dengan benar, bahkan membuat irama bacaan saya menjadi lebih teratur. Saya pun menjadi menikmati bacaan al-Qur’an saya dan betah berlama-lama dalam bertilawah.
Itulah, betapa pentingnya menggunakan irama ketika membaca al-Qur’an. Kita bisa menikmati bacaan al-Qur’an kita karena bagusnya irama kita. Perlu diketahui, biasanya jika kita menikmati irama tilawah kita, maka orang lain pun akan menikmati bacaan al-Qur’an kita. So, baguskan seni irama tilawah Anda, dan Anda akan merasakan sensasinya. (??. Hehe).

Mungkin ini dulu yang bisa saya share tentang kiat menghafal al-Qur’an ala saya sendiri, :-). Dan boleh sekirannya teman-teman mau ngeshare juga cara menghafal al-Qur’an ala teman-teman. Karena setiap orang mempunyai metode sendiri-sendiri, dan sulit untuk diseragamkan.
Ok. To be continued.

10 komentar:

  1. ukh post nya membantu, izin share yya ukh...jazakillah khoiron katsiran

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum..
    Ukht boleh ga saya minta rekomendasi link utk bisa mendownlod mp3 syikh misary ?
    Solanya disembarang pencarian yg saya temui banyak corupted file downlodnya. Terimakasih :)

    BalasHapus
  3. Utk buku Qur'an nya ustmany bisa diposting gambarnya ?
    Atau link membeli online dimana ?

    BalasHapus
  4. Saya pernah mendapat nasihat (yang asal/sumbernya) dari seorang Prof.., dosen UGM.., Hafidz dan faham Qur'an, begini katanya :...ketika menghafal/membaca (Qur'an) dlm hati, mulut/bibirnya diam (jangan ikut membaca) dan seolah-olah dimasukan kedalam hati (bukan kedalam fikiran, karena katanya memory dalam hati jauh lebih besar dari pada fikiran) jadi benar2 dibaca oleh hati didalam hati dan masuk ke dalam hati, wallohu alam..

    BalasHapus
  5. Masya Allah bermanfaat . . .
    Semoga Allah membalas kebaikan Anda
    Aamiiiin

    BalasHapus
  6. akan saya praktekkan...ditunggu berkunjung ke www.sukses-bahagia.com

    BalasHapus