Rabu, 05 Juni 2013

JANGAN JADI "MISS MENGELUH"



Hai, girls, pernah ga kamu menghitung berapa kali kamu mengeluh dalam satu hari? Yah, mengeluh karena kerjaan rumah yang ga selesai-selesai, atau karena menu sarapan paginya tak sesuai selera, atau mengeluh gara-gara kemacetan di jalan, dan lain sebagainya. Mungkin kalau kita catat semua yang kit keluhakan dalam daftar sepertinya tak terhitung, sangking banyaknya. Betul tidak, girls? Hmm, mungkin mengeluh itu sesuatu yang wajar dilakukan ya, karena manusiawi gitu. Apalagi Allah sudah berfirman dalam surat al-Ma’arij, bahwa manusia itu diciptakan dengan sifat suka mengeluh. Apabila ditimpa musibah, dia mengeluh, tapi ketika dia ditimpa kebaikan, dia menjadi kikir. Itu lah manusia yang telah ditetapkan oleh Allah mempunyai kebiasaan buruk. Namun apakah kemudian kita boleh memanjakan sifat buruk yang telah ditetapkan oleh Allah kepada kita? Tentu tidak kan? Karena Allah telah memberikan kita akal sehingga bisa kita gunakan untuk membedakan mana yang buruk dan mana yang baik. Grils kalau kita mencoba menengok, sebenarnya yang banyak kita keluhkan adalah masalah duniawi. Yah, kita mengeluhkan masalah duniawi yang selalu tidak membuat kita puas. Girls, sejatinya, mengeluh itu terjadi karena kita sangat minim rasa syukur, sabar dan tawakkal. Bagaimana tidak, sebenarnya Allah telah memberi banyak sekali nikmat, akan tetapi kita tidak menyadarinya, bahkan kalaupun kita sadar, kita malah melupakannya. Salah satu kenikmatan yang tak terkirakan adalah nikmat sehat. Dengan sehat, kita bisa melakukan banyak hal. Namun, karena kurangnya rasa syukur kita, kita tetap  tidak mensyukuri hasil dari nikmat sehat itu. Yang kedua adalah sabar. Kita mengeluh karena kurang bersabar. Mengakui atau tidak, keluhan tidak akan menyelesaikan masalah. Jadi mengapa kita tidak bersabar saja yang lebih berpahala?. Yang ketiga, tawakkal. Kalau kita tawakkal dan menyerahkan seratus persen kepada Allah hasil yang akan kita capai, tentu kita tak akan merasa susah dengan semua halangan yang menghalangi kita.